21 November 2018

10 Masjid Tertua di Indonesia Warisan Islam dari Masa Lalu

Mayoritas penduduk Indonesia menganut agama Islam. Terdapat beberapa teori tentang kapan tepatnya Islam masuk ke Nusantara. Ada yang mengatakan bahwa Islam datang dari Gujarat bersama pedagang India muslim pada abad ke-13 M, ada yang mengatakan Islam datang oleh pedagang Arab dari Timur Tengah pada abad ke-7 M, serta yang terakhir mengatakan bahwa Islam datang dari pedagang asal Persia pada sekitar abad ke-13 M.

Melihat bahwa Islam ternyata sudah cukup lama berada di Indonesia, maka tidak heran jika kita akan menemukan banyak masjid-masjid tua di Nusantara. Berikut ini beberapa masjid tertua yang bisa kamu temukan di negara kita.

1. Masjid Saka Tunggal (1288)

Masjid Saka Tunggal berlokasi di Jawa Tengah, tepatnya di desa Cikakak kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas. Tiang Utama (Saka Guru) masjid ini mencatat tentang tahun berdirinya, yaitu pada 1288. Sebenarnya keterangan lengkap tentang berdirinya masjid ini tertulis dalam buku-buku yang dibuat oleh Kyai Mustolih yang juga pendiri masjid. Tapi sayang buku ini sudah hilang entah ke mana.
Masjid Saka Tunggal [Image Source]
Masjid ini disebut Saka Tunggal karena awalnya tiang yang digunakan untuk membangun masjid ini memang hanya satu. Pilar tunggal ini kabarnya melambangkan bahwa hanya ada satu Tuhan yaitu Allah SWT.

2. Masjid Wapauwe (1414)

Masjid Wapauwe ini adalah masjid tertua di maluku dan merupakan bukti sejarah Islam di Maluku pada masa lampau. Yang tidak kalah unik dan bersejarah adalah karena di temapt ini juga masih tersimpah Mushaf Al-Quran yang juga kabarnya termasuk tertua di Indonesia. Al-Quran yang dimaksud adalah Mushaf Imam Muhammad Arikulapessy yang selesai ditulis tangan pada tahun 1550 tanpa hiasan pinggir, dan Mushaf Nur Cahya yang selesai ditulis pada tahun 1590 dan juga tidak diberi hiasan pinggir.
Masjid Wapauwe [Image Source]
Selain dua Al-Quran tersebut, di masjid ini juga masih menyimpan benda bersejarah lain seperti Kitab Barzanzi yang berisi syair atau puji-pujian kepada Nabi Muhammad SAW, kumpulan naskah khotbah bahkan ada yang berasal dari tahun 1661 M, Kalender Islam tahun 1407 M, serta manuskrip Islam lainnya yang sudah berusia ratusan tahun.

3. Masjid Ampel (1421)

Masjid Ampel terletak di kelurahan Surabaya, Jawa Timur. Masjid yang berukuran 120×180 meter persegi ini didirikan oleh Sunan Ampel pada tahun 1421. Sunan Ampel yang meninggal tahun 1481 dimakamkan di sebelah barat masjid ini. Di Surabaya sendiri, bangunan ini sudah menjadi salah satu objek wisata religi.
Masjid Ampel [Image Source]
Masjid dan makam Sunan Ampel merupakan salah satu bangunan tua dan bersejarah di wilayah Surabaya. 16 tiang utama Masjid Ampel yang terbuat dari kayu jati tersebut masih tetap kokoh berdiri dari sejak pertama kali berdirinya. Hingga sekarang ini, Masjid Ampel sudah mengalami 3 kali perluasan yaitu tahun 1926, 1954, dan 1972.

4. Masjid Agung Demak (1474)

Masjid Agung Demak terletak di Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Masjid ini dipercaya sebagai tempat berkumpunya Walisongo atau ulama yang menyebarkan agama Islam di pulau Jawa. Masjid Demak sendiri didirikan oleh Raden Patah, raja pertama Kesultanan Demak pada tahun 1474.

Masjid Agung Demak [Image Source]
Selain masjid, di dalam lokasi kompleks Masjid juga terdapat beberapa makam raja-raja Kesultanan Demak beserta para abdinya. Di tempat ini pula berdiri Museum Masjid Agung Demak yang berisi berbagai macam riwayat Masjid Agung Demak.

5. Masjid Sultan Suriansyah (1526)

Masjid Sultan Suriansyah atau disebut juga dengan Masjid Kuin terletak di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Masjid tertua di wilayah Kalimantan Selatan ini didirikan oleh Sultan Suriansyah pada tahun 1526. Ia adalah raja Banjar pertama yang memeluk agama Islam.
Masjid Sultan Suriansyah [Image Source]
Masjid ini dibangun dengan gaya tradisional Banjar dengan atap tumpang tindih. Bagian mihrabnya memiliki atap yang terpisah dengan bangunan utama. Gaya masjid tradisional di Banjar memang biasanya memiliki atap mihrab yang terpisah dengan bangunan utama.

6. Masjid Menara Kudus (1549)

Masjid Menara Kudus juga sering disebut dengan Masjid Al Aqsa atau Masjid Al Manar. Masjid ini dibangung pada tahun 1459 oleh Sunan Kudus dengan menggunakan Baitul Maqdis dari Palestina sebagai batu pertama. Masjid ini adalah perpaduan antara gaya Islam dan Hindu. Hal ini terlihat dari bentuk menaranya yang unik seperti bangunan candi.
Masjid Menara Kudus [Image Source]
Sunan Kudus adalah sosok bijaksana sebagai pendiri dan pemrakarsa Masjid Menara Kudus ini. Beliau memiliki cara yang bijaksana dalam dakwah yaitu dengan adaptasi terhadap kebiasaan pribumi yang sudah kental dengan ajaraj Hindu dan Budha. Dengan demikian, Islam bisa diterima dengan mudah oleh penduduk lokal.

7. Masjid Agung Banten (1552)
Masjid Agung Banten dibangun pertama kali oleh Sultan Maulana Hasanuddin antara tahun 1552-1570. Pendiri masjid ini sendiri adalah sultan pertama dari Kesultanan Banten dan merupakan putra pertama dari Sunan Gunung Jati. Yang unik dari masjid ini adalah bentuk atap bangunannya yang tumpuk lima mirip dengan pagoda China yang dibuat oleh arsitek China Tjek Ban Tjut.
Masjid Agung Banten [Image Source]
Masjid yang terletak di Banten, Jawa Barat ini terkenal akan bentuk menaranya yang sangat mirip dengan bentuk bangunan mercusuar. Untuk mencapai puncak menara setinggi 24 meter ini, maka kamu perlu menaiki 83 buah anak tangga melewati lorong yang hanya bisa dilewati satu orang saja. Dari atas menara, pengunjung bisa melihat pemandangan di sekitar masjid dan perairan lepas pantai. Selain digunakan untuk mengumandangkan azan, dulu menara ini pernah digunakan sebagai tempat menyimpan senjata.

8. Masjid Mantingan (1559)
Masjid Mantingan terletak di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Berdasarkan candrasengkala (tahun yang disimbolkan dengan kata, gambar, atau benda) yang terukir di mihrab, masjid ini berdiri pada tahun 1559 Masehi. Masjid ini dibangun oleh Kesultanan Demak dan merupakan salah satu pusat aktivitas penyebaran agama Islam di pesisir utara Pulau jawa.
Masjid Mantingan [Image Source]
Makam ini selalu ramai dikunjungi terutama setiap tanggal 17 Rabiul ‘Awal, sehari sebelum peringatan Hari Jadi Jepara. Saat itulah di sini digelar upacara ganti luwur. Makam Sunan Mantingan atau Sultan Hadlirin sampai saat ini masih dianggap sakral. Bahkan ada kepercayaan bahwa jika suamiistri makan buah pace yang jatuh dengan dirujak, maka mereka akan segera dikaruniai anak.

9. Masjid Al-Hilal Katanga (1603)
Masjid Al-Hilal adalah salah satu masjid tertua di Sulawesi Selatan. Masjid ini juga disebut dengan masjid Katangka karena bahan baku dasar pembuatan masjid ini diyakini diambil dari pohon Katangka. Sebuah prasasti menyebutkan bahwa masjid ini dibangun pada tahun 1603. Namun, beberapa sejarawan meragukan informasi ini dan ada juga yang mengatakan bahwa masjid ini dibangun pada awal abad ke-18.

Masjid Al-Hilal Katanga [Image Source]
Masjid ini dulunya adalah masjid Kerajaan Gowa dan terletak di sebelah utara kompleks makam Sultan Hasanuddin. Makam ini diyakini dulunya adalah tempat berdirinya istana Tamalate, istana raja Gowa saat itu. Di sana terdapat sebuah jalan yang dikenal sebagai Batu Palantikang dan diyakini sebagai jalan yang sering dilintasi raja dan keluarganya saat menuju masjid.

10. Masjid Tua Palopo (1604)

Masjid Tua Papolo adalah masjid peninggalaan Kerajaan Luwu di Kota Palopo, Sulawesi Selatan. Masjid ini didirikan pada tahun 1604 oleh Datu Payung Luwu XVI Pati Pasaung Toampanangi Sultan Abdullah Matinroe yang merupakan raja Luwu.
Masjid Tua Palopo [Image Source]
Pada masa awal pemerintahan Sultan Abdullah, ia memindahkan Ibu kota Kerajaan Luwu dari Patimang ke Ware Palopo atas pertimbangan teknis strategis pemerintahan dan pengembangan ajaran Islam. Agar bisa mendukung penyebaran Islam, maka didirikanlah masjid ini di tengah kota Palopo yang terletak tidak jauh dari istana.

Bangunan-bangunan masjid yang sudah berdiri sejak ratusan tahun membuktikan bahwa agama Islam telah ada di Indonesia sejak ratusan tahun yang lalu. Dengan nilai-nilai sejarah yang dimiliki dan sebagai simbol keagamaan, maka akan lebih baik jika kita tetap menjaga dan merawat agar masjid tersebut tetap bisa berdiri kokoh.


0 comments:

Posting Komentar